Ada rencana saya mau ke Banyuwangi ma' Mas Wylie, ma' budenya dari jakarta. Insyaallah mau nyebrang juga ke pulau Bali. Insyaallah kesampaian.
Berangkat hari minggu dari jakarta, tanggal 29 Juni 2008. Kurang lebih satu minggu disana.
Pengen juga naik gunung Rinjani di Lombok. ma' temen-temen komunitas Sahabat Alam Jakarta; Sony, Kenna, Eros dll. Rencananya mereka berangkat tanggal 25 Juli 2008. Kurang lebih satu minggu juga diperjalanan pulang-pergi dari Jakarta.
Kuliah belum mulai juga. Jadwalnya belum keluar. Aku lebih mentingin kuliah sekarang ini.
Pengen juga tinggal di Bogor lagi.
Rabu, 25 Juni 2008
Rabu, 18 Juni 2008
Mau jadi apa dalam hidup?
cita-cita.
hampir setiap kita ditanya tentang cita-cita kita kelak, ketika kita kecil. mau jadi apa dalam hidup. dosen, tentara, presiden, anstronot, guru, pengusaha, etc. entah sudah berapa banyak cita-cita kita ungkapkan kepada yang bertanya.
lalu apa cita-cita kita sekarang?
memang sepertinya ada yang bisa kita capai dalam hidup dan ada juga yang tak dapat kita capai dalam hidup. aku selalu ingin berhitung kemungkinan tercapai dan tidak tercapainya cita-cita kita. setengah-setengah? fifty-fifty? aku selalu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan itu, entah mengapa? dan kadang aku kecewa dengan cita-cita yang tak tercapai. aku merasa aku harus selalu memperbaharui cita-citaku selama ini.hampir setiap hari aku perbaharui cita-citaku. mensetting hati. mengukur kemampuan diri dengan keadaan dan kondisi sekitar. atau aku merasa selama ini aku melawan keadaan sekitar, tak peduli rasa tak peduli fikir yang berkembang di sekitar hidupku?.
aku merasa ada kesamaan rasa dan fikir pada kebanyakan orang. mereka manusia, aku manusia. kita memiliki rasa dan fikir yang sama. cita-cita, kehendak, keinginan yang sama. ingin maju dalam hidup, ingin berkembang bersama berkembangnya alam sememsta. bukankah alam semesta berkembang ibarat balon yang ditiup?. secara alamiah segala hal tumbuh berkembang membesar. begitupun manusia. hidup berkembang. umur, keinginan, cita-cita, harapan, kondisi sekitar, everythings. semua berkembang. kecuali kematian yang membuat segalanya terhenti.
hampir setiap kita ditanya tentang cita-cita kita kelak, ketika kita kecil. mau jadi apa dalam hidup. dosen, tentara, presiden, anstronot, guru, pengusaha, etc. entah sudah berapa banyak cita-cita kita ungkapkan kepada yang bertanya.
lalu apa cita-cita kita sekarang?
memang sepertinya ada yang bisa kita capai dalam hidup dan ada juga yang tak dapat kita capai dalam hidup. aku selalu ingin berhitung kemungkinan tercapai dan tidak tercapainya cita-cita kita. setengah-setengah? fifty-fifty? aku selalu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan itu, entah mengapa? dan kadang aku kecewa dengan cita-cita yang tak tercapai. aku merasa aku harus selalu memperbaharui cita-citaku selama ini.hampir setiap hari aku perbaharui cita-citaku. mensetting hati. mengukur kemampuan diri dengan keadaan dan kondisi sekitar. atau aku merasa selama ini aku melawan keadaan sekitar, tak peduli rasa tak peduli fikir yang berkembang di sekitar hidupku?.
aku merasa ada kesamaan rasa dan fikir pada kebanyakan orang. mereka manusia, aku manusia. kita memiliki rasa dan fikir yang sama. cita-cita, kehendak, keinginan yang sama. ingin maju dalam hidup, ingin berkembang bersama berkembangnya alam sememsta. bukankah alam semesta berkembang ibarat balon yang ditiup?. secara alamiah segala hal tumbuh berkembang membesar. begitupun manusia. hidup berkembang. umur, keinginan, cita-cita, harapan, kondisi sekitar, everythings. semua berkembang. kecuali kematian yang membuat segalanya terhenti.
Sabtu, 14 Juni 2008
Aku Bersyukur Tuhan saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala yang Kau beri padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala yang Kau karuniakan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kemurahhatian-Mu padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala karunia yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kesegaran yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kenyamanan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas keamanan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas keselamatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kemudahan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kesehatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kehidupan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kemudahan gerak yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kesenangan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala keramahan mereka oleh sebab yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala persahabatan yang ku terima oleh sebab yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas jalan-jalan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas waktu yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kekuatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala yang tak dapat ku tulis saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala ingatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala nikmat yang Kau beri
Makasih banyak Tuhan atas segalanya saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala yang Kau karuniakan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kemurahhatian-Mu padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala karunia yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kesegaran yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kenyamanan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas keamanan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas keselamatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kemudahan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kesehatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kehidupan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas kemudahan gerak yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kesenangan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala keramahan mereka oleh sebab yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala persahabatan yang ku terima oleh sebab yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas jalan-jalan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas waktu yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala kekuatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala yang tak dapat ku tulis saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala ingatan yang Kau berikan padaku saat ini
Makasih banyak Tuhan atas segala nikmat yang Kau beri
Makasih banyak Tuhan atas segalanya saat ini
Selasa, 10 Juni 2008
Inna lillaahi wa inna ilaihi raajiun
Dr Ahmad Yusuf meninggal dunia,kurang lebih 3 minggu yang lalu
Pagi tadi kurang lebih jam 8, saya diantar ibu pergi berobat untuk kontrol penyakit dalamku ke Rumah Sakit Umum Daerah Serang. Aku mengendarai motorku dan ibuku dibelakang, kubonceng. Tak lama mengantri setelah mengambil nomor, aku dan ibuku pergi ke tempat poli penyakit dalam, tempat dimana kurang lebih 7 bulan terakhir aku kontrol penyakit dalamku. Biasanya aku kontrol tak diantar oleh ibu. Tapi mungkin pagi kali ini ibu ingin menemaniku. Pagi-pagi tadi sekali , sekitar jam 7-an ibu telah menelpon kepala sekolah tempat ibu mengajar, bahwa mungkin akan datang terlambat ke sekolah dan memang siswa-siswa yang diajar oleh ibu telah selesai dalam proses belajarnya dan sedang menunggu prosess masuk ke jenjang berikutnya yaitu smp, karena ibu mengajar di kelas VI SD.
Tak lama menunggu di ruang tunggu poli penyakit dalam, asisten dokter memanggil namaku ‘Tedi Gumelar’ untuk cek kedatangan. ‘Ya’ kawabku. Lalu aku bertanya mengenai dokter yang biasa mengobatiku selama 6 bulan terakhir.
Aku: ‘Pak Dr Ahmad Yusuf ada?’
Asisten: ‘Oh… Pak Yusuf sudah meninggal’
Aku: ‘Innalillahi …’
Asisten: ‘o.. belum tahu ya..?’
Aku: ’belum. Kapan meninggalnya?’
Asisten:’ mungkin sudah 3 mingguan..’
Aku: ‘sakit apa beliau?’
Asisten: ‘ Kanker hati…itu pun tidak terdeteksi sebelumnya’
Aku ingt sebulan yang lalu ketika akan control aku ditangani oleh dr Taufik. Dan petugas administrasi dipoli penyakit dalam mengatakan bahwa Pak Ahmad Yusuf sakit.
Oleh Pak Ahmad Yusuf pulalah aku didiagnosa mengidap penyakit pada paru-paruku. Paru-paruku bolong. Aku tak pernah meroko. Tapi aku korban perokok. ‘Perokok pasif’. Banyak orang merokok. Sambil menunggu lampu lalu lintas hijau, aku melihat seseorang menyalakan rokoknya. Penumpang angkot merokok dimana ruang angkot begitu sempitnya. Hamper di seluruh tempat kita temukan banyak orang merokok. Aku ingin sehat.
Aku melihat beliau, Pak Ahmad Yusuf, tak banyak bicara semenjak awal mengobatiku. Dan sepertinya memang usianya sudah cukup berumur. Mungkin usia 60-an tahun. Aku teringat percakapanku pada pertemuan yang entah keberapa kalinya aku lupa.
Aku: ‘Pak saya boleh berolah raga?’
Beliau: ‘ ya..’
Aku: ‘mungkin yang ringan-ringan saja kali ya Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Aku: ‘berolah raga lari pagi Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Aku: ‘mungkin ga boleh terlalu cape kali ya Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Singkat jawaban-jawaban yang beliau berikan. Tapi suatu ketika pernah juga beliau bertanya panjang lebar padaku.
Selamat jalan semoga Allah menerima amal baik Bapak!
Pagi tadi kurang lebih jam 8, saya diantar ibu pergi berobat untuk kontrol penyakit dalamku ke Rumah Sakit Umum Daerah Serang. Aku mengendarai motorku dan ibuku dibelakang, kubonceng. Tak lama mengantri setelah mengambil nomor, aku dan ibuku pergi ke tempat poli penyakit dalam, tempat dimana kurang lebih 7 bulan terakhir aku kontrol penyakit dalamku. Biasanya aku kontrol tak diantar oleh ibu. Tapi mungkin pagi kali ini ibu ingin menemaniku. Pagi-pagi tadi sekali , sekitar jam 7-an ibu telah menelpon kepala sekolah tempat ibu mengajar, bahwa mungkin akan datang terlambat ke sekolah dan memang siswa-siswa yang diajar oleh ibu telah selesai dalam proses belajarnya dan sedang menunggu prosess masuk ke jenjang berikutnya yaitu smp, karena ibu mengajar di kelas VI SD.
Tak lama menunggu di ruang tunggu poli penyakit dalam, asisten dokter memanggil namaku ‘Tedi Gumelar’ untuk cek kedatangan. ‘Ya’ kawabku. Lalu aku bertanya mengenai dokter yang biasa mengobatiku selama 6 bulan terakhir.
Aku: ‘Pak Dr Ahmad Yusuf ada?’
Asisten: ‘Oh… Pak Yusuf sudah meninggal’
Aku: ‘Innalillahi …’
Asisten: ‘o.. belum tahu ya..?’
Aku: ’belum. Kapan meninggalnya?’
Asisten:’ mungkin sudah 3 mingguan..’
Aku: ‘sakit apa beliau?’
Asisten: ‘ Kanker hati…itu pun tidak terdeteksi sebelumnya’
Aku ingt sebulan yang lalu ketika akan control aku ditangani oleh dr Taufik. Dan petugas administrasi dipoli penyakit dalam mengatakan bahwa Pak Ahmad Yusuf sakit.
Oleh Pak Ahmad Yusuf pulalah aku didiagnosa mengidap penyakit pada paru-paruku. Paru-paruku bolong. Aku tak pernah meroko. Tapi aku korban perokok. ‘Perokok pasif’. Banyak orang merokok. Sambil menunggu lampu lalu lintas hijau, aku melihat seseorang menyalakan rokoknya. Penumpang angkot merokok dimana ruang angkot begitu sempitnya. Hamper di seluruh tempat kita temukan banyak orang merokok. Aku ingin sehat.
Aku melihat beliau, Pak Ahmad Yusuf, tak banyak bicara semenjak awal mengobatiku. Dan sepertinya memang usianya sudah cukup berumur. Mungkin usia 60-an tahun. Aku teringat percakapanku pada pertemuan yang entah keberapa kalinya aku lupa.
Aku: ‘Pak saya boleh berolah raga?’
Beliau: ‘ ya..’
Aku: ‘mungkin yang ringan-ringan saja kali ya Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Aku: ‘berolah raga lari pagi Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Aku: ‘mungkin ga boleh terlalu cape kali ya Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Singkat jawaban-jawaban yang beliau berikan. Tapi suatu ketika pernah juga beliau bertanya panjang lebar padaku.
Selamat jalan semoga Allah menerima amal baik Bapak!
Senin, 02 Juni 2008
Menulis
Mungkin tak seharusnya kita berjalan bersama
bila lalu kau tak menghiraukan aku
Mungkin tak seharusnya kita satu gerbong kereta
bila lalu kau tak menjawabku
Mungkin tak seharusnya kita ada di stasiun yang sama
bila lalu kau mendiamkan aku
Mungkin tak seharusnya kita ada didalam taxi yang sama
bila lalu kau melihat sisi yang lain
Mungkin tak seharusnya aku tak mengangkat tas-tas itu
bila lalu kau mengangkat beban yang lain
Mungkin tak seharusnya aku bertemu mereka
bila lalu kau menjauhkan mereka dari aku
Mungkin tak seharusnya aku tak bertemu dia
bila lalu kau mendiamkannya karena aku
Mungkin tak seharusnya aku menginap di rumahmu
bila lalu kau mengherani aku
..
..
..
Mungkin tak seharusnya aku pergi
bila lalu aku tak menulis...
bila lalu kau tak menghiraukan aku
Mungkin tak seharusnya kita satu gerbong kereta
bila lalu kau tak menjawabku
Mungkin tak seharusnya kita ada di stasiun yang sama
bila lalu kau mendiamkan aku
Mungkin tak seharusnya kita ada didalam taxi yang sama
bila lalu kau melihat sisi yang lain
Mungkin tak seharusnya aku tak mengangkat tas-tas itu
bila lalu kau mengangkat beban yang lain
Mungkin tak seharusnya aku bertemu mereka
bila lalu kau menjauhkan mereka dari aku
Mungkin tak seharusnya aku tak bertemu dia
bila lalu kau mendiamkannya karena aku
Mungkin tak seharusnya aku menginap di rumahmu
bila lalu kau mengherani aku
..
..
..
Mungkin tak seharusnya aku pergi
bila lalu aku tak menulis...
Langganan:
Postingan (Atom)