Minggu, 27 November 2016
Indonesia, Harapan Itu Masih Ada (Aksi 212)
Harapan umat Muhammad SAW di negeri yang bernama Indonesia, untuk bangkit bergerak mengelola kepentingannya sendiri bersama-sama dengan potensi umat Islam yang dimilikinya sendiri.. Laa haula wa laa quwwata illa billah Al-Aliyyi Al-Adziim…
Yakinlah, kita didukung oleh Allah SWT. Allah SWT yang ingin melihat Islam bangkit menguasai peradaban kembali. Di Indonesia harapan itu mulai dibangkitkan.
Tanggal 2 Desember 2016 seperti moment untuk kembalinya kita bergerak, memunculkan kekuatan potensi umat, kita –umat Islam- udah banyak mengalah selama ini, udah banyak dikalahkan, udah banyak dibodohi oleh para musuh Islam yang melawan Tuhan, yang menentang Tuhan. Kita bergerak, dibelakang kita adalah Allah SWT, Tuhan penguasa alam. .. Laa haula wa laa quwwata illa billah Al-Aliyyi Al-Adziim…
Kita melawan keyakinan yang salah, kita betulkan keyakinan yang keliru, kita luruskan hukum yang bengkok, untuk kenyamanan hidup kita di dunia, untuk kenyamanan hidup kita di akhirat nanti, untuk anak cucu kita nanti.
Kumandangkan adzan, dirikan shalat, tuntutlah ilmu, ilmu yang mengantarkan ketaatan kepada Allah ..
Kamis, 24 November 2016
Cerita Mendaki Gunung Slamet 3428 mdpl. Bersama Komunitas Muslim Adventure Indonesia (MAI).19-20 Nopember 2016
Oleh: Tedi Gumelar, Abdul Malik Ibrahim dan Evan Walker (Anggota Komunitas MAI)
Yang penulis ingat ada Pak Bayyin, Pak Yudi, Pakde Qohar, Pak Muhadi, Pak Didit, Cak Dany, Cak Ipang, Sujay, Pak Havid, Izzuddin, Adam, Ibnu, Mas Irsyad, Ustadz Anif, Kamal, Mas Samsu dan adiknya, Bang Akbar, Diki, Akh Affan Aulia, Anaknya Pak Muhadi; Dio dan Nanda, Akh Nur Rochman, Teman-temannya Sujay di RZ, Royyan, Bang Yusuf, Teman dari Bojonegoro yang baru pertama kali naik gunung,..
Tuhan mempertemukan kami pada 19-20 Nopember 2016, pada pendakian Gunung Slamet 3428 mdpl yang terletak di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Kami mendaki dari basecamp Bambangan, Desa terakhir di kaki Gunung Slamet. Kami terkumpul dalam Komunitas Muslim Adventure Indonesia (MAI). [Penulis tidak mengetahui siapa ketuanya, yang pasti, ketua dewan syuro yaitu Cak Ipang]. Berasal dari berbagai latar belakang usia, profesi, kota dll. Ada yang masih kelas 2 SMA sampai usia 50 tahunan lebih. Ada yang karyawan, pegawai, guru, pengusaha, pedagang, relawan, dokter, ahli IT, tukang sapu dll terkumpul dalam wadah MAI ini. Ada yang dari Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung, Tasik, Banjar, Surabaya, Bojonegara, Lamongan, Bali, Sulawesi dll ketemu kemarin itu di basecamp Desa Bambangan Kabupaten Purbalingga.
Alhamdulillah berkumpul diawali dengan perkenalan masing-masing personil di depan Pondok Pemuda tsb. Dipandu Cak Dany dan Bang Akbar.
Mulai berjalan kurang lebih pukul 10.30 siang itu tanggal 19 Nopember 2016. Hari Sabtu. Cuaca cerah. Alhamdulillah. Setelah sore kemarin Penulis datang di basecamp Bambangan dalam kondisi basah kuyup kehujanan naik ojek dari pertigaan Serayu. Penulis sampai di pertigaan Serayu setelah dua kali ganti bis dari Kota Banjar. Bis pertama tujuan Purwokerto, lanjut bis kedua tujuan Pemalang. [sebenarnya ada bis langsung jurusan Bandung-Bobotsari, tetapi saat itu Penulis belum mengetahuinya]. Bermalam semalam di basecamp Bambangan. Malamnya terdengar ribut suara menanyakan Cak Dany di tempat pendaftaran. Penulis kira Cak Dany ada disitu. Setelah keluar dari pondok basecamp, ternyata Pak Bayyin, Pakde Qohar dkk. Alhamdulillah bertemu mereka untuk pertama kalinya dan terasa punya kawan dekat.
Pagi harinya, berdatangan rekan-rekan dari Jakarta, Bekasi, Depok dll. Senang bisa berkumpul lagi sama Odoj Adventure Indonesia (OAI) –cikal bakal MAI- alumni pendakian Gunung Semeru pada Agustus 2014 lalu. Pendakian perdana komunitas ini kali itu. Ada Ustadz Anif, Pak Havid, Cak Dany, Cak Ipang, Sujay, Kamal, Nur Rochman, Izzuddin, dll [Miss them all]
Tenda milik Penulis, Izzuddin yang bawain akhirnya, syukron jiddan ya Izzuddin, ransel jadi lebih ringan hehe.. [Tapi tukeran, Penulis yang bawa kerupuk, asyik. Sepanjang jalan sampai pos 1 banyak yang pengen kerupuk ]
Jalur pendakian Gunung Slamet nanjak terus, lumayan, sampai di Pos 9. Sampai puncak, pastinya nanjak terus. Perjalanan diawali melewati perkebunan sayur mayur milik penduduk lokal. Bawang daun, wortel, kentang dll. Sejuk terasa udara. Setelahnya jalur pendakian memasuki belantara hutan Gunung Slamet, begitu terus sampai pos 9, batas vegetasi terakhir. Setelahnya adalah bebatuan dan pasir. Tetapi tidak seekstrim di Gunung Semeru. Terasa nikmat ketika beristirahat di Pos 2. Tidur memandang langit dalam pelukan belantara hutan hujan tropis, menembus celah-celah pepohonan memandang langit, begitu damai, tenang, tentram, jauh dari hiruk pikuk urusan hidup sehari-hari yang penuh kepenatan.
Berjalan menuju puncak gunung mengajarkan banyak hal kejujuran yang asli tidak ada kepura-puraan, saling tolong menolong [ya iyalah, wong kita lagi di gunung. Mau baik sama siapa lagi selain sesama teman pendaki] saling menyapa, terasa bersih hati, plong fikir, segar jasad dengan keringat yang keluar, sehat rohani mengingat kebesaran Tuhan, yang menyediakan segalanya di muka bumi untuk fasilitas hidup manusia di permukaan bumi. Banyak pelajaran didapat. Untuk mencapai keberhasilan kita harus saling membantu, buang kesombongan yang menyakitkan itu, buang keangkuhan, leburlah bersama alam bersama kawan. Hina diri dihadapan Tuhan.
Kami mendirikan tenda di Pos 5, kurang lebih hampir maghrib saat itu. Kurang lebih 9 tenda komonitas kami disamping berbagai kelompok. Penulis satu tenda bersama Huzaifah Ibnu Yaman, kelas 3 SMAN 7 Cibubur yang cekatan, dan Kamal Mahmud Ash-Shawaf teman satu tenda juga ketika pendakian awal ke Semeru.
Saat itu di Pos 5 kami beristirahat, sholat, makan dll hingga pukul 02.00 dini hari kami bersiap bangun untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Slamet. Pak Yudi menjadi petunjuk jalan saat itu. [Beliau pernah mendaki Gn. Slamet tahun 1986]. Penulis shalat Subuh di Pos 9. Terasa sekali emosi membuncah. Perjalanan ini semoga diridhoi Allah SWT. Langit, bulan, bintang-bintang, menyinari jalanan kami, cerah malam itu. Hujan yang dikhawatirkan turun, tidak terjadi.
Alhamdulillah rombongan pertama kali tiba di puncak Gn. Slamet kurleb pada pukul 05.00 pagi itu. Baca qur’an di puncak gunung,[harusnya nanti kalo ada di puncak gunung lagi, harus ada yang taushiah kayanya dech], foto-foto,selfi dll khas anak muda [lho ya berjiwa muda]. Terlihat Pakde Qohar khusyu baca Qur’an. Ustadz Anif, Izzuddin, Nur Rochman, Bang Akbar dll. Inget kebesaran Allah. Kecil manusia dihadapan-Nya. Di luasnya bentangan alam yang hijau, indah, disekitaran awan-awan putih. Lebur ego diri dalam noktah kecil, kecil sekali dalam Agungnya Tuhan Semesta Alam. Keindahan yang luar biasa ini. Maha Suci Engkau Tuhan. Ampuni kami hamba yang hina, bersujud kami di puncak gunung meyakini Maha Agungnya Engkau, Maha Kuasanya Engkau, Maha Berkehendaknya Engkau, Maha Pemurahnya Engkau, Maha Penyayangnya Engkau terhadap makhluk.
Kami turun kembali beristirahat di Pos 5. Siang kurang lebih pukul 11.00 kami mulai turun ke basecamp Bambangan, hingga malam kurleb pukul 20.00 terakhir personil MAI berkumpul kembali.
Penulis sampai kembali di Kota Banjar kurleb pada puku 02.00 dini hari. Alhamdulillah..
Budal slamet Mulih slamet Gunung Slamet
Kamis, 17 November 2016
Mengelola Persatuan. Manajemen Sumberdaya Umat; Belajar dari kasus penistaan agama Oleh:Abdul Malik Ibrahim
Umat islam terlihat kompak, bersatu padu, turun ke jalan. Kelihatan sekali kesatuannya ketika ada musuh bersama. Bagaimana mengelola sumberdaya kesatuan umat islam di Indonesia ini? Tentu harus kita upayakan bersama-sama. Alangkah indahnya bila kesatuan umat islam di indonesaia ini bisa terwujud. Indah.indah sekali. Islam agama yang indah.
Kita umat islam saling mempercayai satu sama lain, kita umat islam saling menolong satu sama lain,kita umat islam saling membantu satu sama lain, dalam hal politik, dalam hal ekonomi, dalam hal social.
Kasus penistaan agama yang sedang kita hadapi saat ini, adalah sebuah usaha kecil yang ingin menghancurkan tatanan kebangkitan islam di Indonesia. Sebuah usaha kecil yang didukung oleh berbagai fihak pemilik modal yang ingin melihat tatanan kebangkitan islam di Indonesia semakin amburadul.
Hampir goal usaha kecil tersebut. Penulis berharap para pemegang kebijakan negeri ini yang beragama islam bias menyadari hal ini. Banyaknya musuh-musuh islam di Indonesia yang ingin memperoleh keuntungan dengan melimpahnya sumberdaya di Indonesia. Panglima tni Bapak Jendral Gatot Nur, sudah memaparkan hal ini di suatu acara di televise. Potensi terbesar sumberdaya Indonesia ialah SDM-nya yang beragama islam. Tersebar dalam berbagai organisasi; nu,muhammadiyah, persis dll. Tersebar dalam berbagai partai; golkar,pks,p3,pan,pkb dll. Potensi sumberdaya umat islam inilah yang perlu dikelola secara matang. Islam nasionalis dan nasionalis islam.
Harus ada yang betul-betul dijadikan motor bagi kesatuan umat islam di Indonesia ini. Mumpung masih hangat kasus penistaan agama ini. Penulis berfikir, mui saat ini bisa kita jadikan organisasi awal bagi kesatuan umat islam di Indonesia iini. Mui harus memiliki peran sebagai lokomotif kesatuan umat islam di Indonesia ini. Gerakan nasional pengawal fatwa majelis ulama Indonesia harus berstruktur yang jelas.
Berkumpullah para ulama,jadikan momen kasus penistaan agama ini, menjadi titik tolak kebangkitan islam di Indonesia, umat sudah 100% percaya benar kepada ulama ini. Jangan sia-siakan kesatuan umat islam di Indonesia ini pada saat momen penistaan agama ini sedang hangat-hangatnya terjadi di Indonesia saat ini.
Musuh-musuh islam terus bergerak, tak pernah berhenti menjegal,melawan,menghancurkan islam dan umat islam. Sedih melihat muslim Myanmar dibantai begitu sadis, sedih melihat bangsa palestina dihinakan begitu, sedih melihat bagaimana muslim bosnia dibantai ketika itu, sedih melihat bagaimana muslim di ambon saat itu, saat idul fitri dihabisi oleh musuh-musuh islam. Jangan lupakan hal-hal ini wahai ulama. Tak ingin bukan hal itu terjadi di Jakarta.
Banyak muslim, banyak umat islam di Jakarta tak mengerti alur bagaimana bias kekejaman-kekejaman diatas bisa terjadi terhadap umat islam. Tentu hal ini harus kita cegah. Cegah sekuat tenaga.cegah sekuat usaha. Sadarlah wahai anda pemegang kebijakan terhadap nasib umat islam di Indonesia. Umat dengan sumberdaya manusia dan alamnya yang berlimpah kaya. Yang sekarang, dulu dan saat akan dating terus menjadi incaran musuh-musuh islam yang serakah,keji dan sewenang-wenang.
Telah nyata kebencian keluar dari mulut mereka.
Perbanyaklah dekat dengan Allah, karena kita meyakini Allah-lah penguasa alam, Allah-lah penguasa manusia, Allah-lah penguasa hidup manusia, Allah-lah yang akan mewariskan bumi kepada orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang dekat dengan Allah, orang-orang yang takutnya beneran hanya kepada Allah. Jadilah kita hamba-hamba Allah. Belajarlah kembali kepada islam yang sebenar.
Mereka, musuh-musuh islam hendak berbuat makar, dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pembuat makar.
Dekati terus Al-qur’an. Baca terus Al-qur’an. Gali terus isi kandungan Al-qur’an. Usaha terus untuk mengamalkan pesan-pesan Al-qur’an. Hingga Allah ridho kepada kita.
Kesatuan umat islam di Indonesia dimulai dengan kesatuan para ulama panutan umat saat ini. Mui dalam hal ini berusahalah terus menyatukan umat. Duduklah bersama mui,nu,muhammadiyah,persis dll jangan hanya duduk ketika penentuan hilal ramadhan. Kelola umat. Kelola kesatua umat islam di Indonesia mumpung lagi hangat kasus penistaan agama ini, mumpung lagi hangat umat islam menghadapi kasus penistaan agama ini.
Bina umat untuk menyadari sepenuhnya islam, bina umat untuk kesatuan sumberdaya manusia islam di Indonesia. Kelola dengan baik kondisi saat ini, mumpung lagi hangat.
Duduk bersamalah din syamsudin,duduk bersamalah amin rais, duduk bersamalah didin hafidhuddin, duduk bersamalah bahtiar nasir, duduk bersamalah habib rizik, duduk bersamalah said aqil, duduk bersamalah ma’ruf amin, duduk bersamalah haedar nasir, duduk bersamalah Abdullah gymnastiar, duduk bersamalah arifin ilham, duduk bersamalah ali jabir, duduk bersamalah hidayat nur wahid, duduk bersamalah syarifudin, duduk bersamalah sohibul iman, duduk bersamalah nanti bersama Rasul SAW di syurga
Menyatukan potensi sumberdaya umat islam di Indonesia mengelola kesatuan umat islam di Indonesia setelah kasus penistaan agama ini.
Agar kita tidak jadi buih dilautan yang terombang-ambing dilautan. Muncullah kebangkitan umat islam di Indonesia ini. Ciptakan kemandirian umat islam. Penulis yakin umat islam bisa hidup dengan potensi sumberdaya alam Indonesia. ( go to hell with your aid).
Berkumpulah ulama, berkumpulah ilmuwan islam, berkumpulan pemikir islam, berkumpulan dalam shaf yang teratur,rapih. Kebaikan yang terorganisir mengalahkan kebatilan yang terorganisir.
Kebatilan saat ini sedang terang-terangan ditampakan. Bersatulah ulama, bersatulah ilmuwan islam, bersatulah umara muslim. Tak ingin ada Myanmar di Indonesia, tak ingin ada kasus ambon kembali terjadi. Sudah tampak nyata kebencian musuh-musuh islam itu.
Sadarlah umat islam di Jakarta. Baru aja dia itu jadi gubernur dari hasil sebagai wakil aja sudah bertingkah, berucap sedemikian rupa terhadap umat islam dan islam. Belum jadi gubernur sungguhan, sudah habis perasaan ini terluka, sedih berair mata.
Umat islam, menangislah kepada Allah. Adukan ini, kasus penistaan agama ini, kepada Allah. Allah pasti mendengar, Allah pasti membela kita. Biar manusia tak kuasa membungkam mulut penista agama, Allah akan membungkam mulutnya. Dekati Allah terus, Allah akan mendekat kita. Adukan terus kepada Allah, Allah akan dekat kepada orang yang berbuat baik. Allah baik, Allah baiknya sangat. Berprasangka baiklah kepada Allah. Allah memberikan yang terbaik untuk kita.
Mengelola persatuan. Manajemen sumberdaya umat islam di Indonesia menuju kesatuan adalah mengelola orang-orang yang dekat dengan Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)