Dr Ahmad Yusuf meninggal dunia,kurang lebih 3 minggu yang lalu
Pagi tadi kurang lebih jam 8, saya diantar ibu pergi berobat untuk kontrol penyakit dalamku ke Rumah Sakit Umum Daerah Serang. Aku mengendarai motorku dan ibuku dibelakang, kubonceng. Tak lama mengantri setelah mengambil nomor, aku dan ibuku pergi ke tempat poli penyakit dalam, tempat dimana kurang lebih 7 bulan terakhir aku kontrol penyakit dalamku. Biasanya aku kontrol tak diantar oleh ibu. Tapi mungkin pagi kali ini ibu ingin menemaniku. Pagi-pagi tadi sekali , sekitar jam 7-an ibu telah menelpon kepala sekolah tempat ibu mengajar, bahwa mungkin akan datang terlambat ke sekolah dan memang siswa-siswa yang diajar oleh ibu telah selesai dalam proses belajarnya dan sedang menunggu prosess masuk ke jenjang berikutnya yaitu smp, karena ibu mengajar di kelas VI SD.
Tak lama menunggu di ruang tunggu poli penyakit dalam, asisten dokter memanggil namaku ‘Tedi Gumelar’ untuk cek kedatangan. ‘Ya’ kawabku. Lalu aku bertanya mengenai dokter yang biasa mengobatiku selama 6 bulan terakhir.
Aku: ‘Pak Dr Ahmad Yusuf ada?’
Asisten: ‘Oh… Pak Yusuf sudah meninggal’
Aku: ‘Innalillahi …’
Asisten: ‘o.. belum tahu ya..?’
Aku: ’belum. Kapan meninggalnya?’
Asisten:’ mungkin sudah 3 mingguan..’
Aku: ‘sakit apa beliau?’
Asisten: ‘ Kanker hati…itu pun tidak terdeteksi sebelumnya’
Aku ingt sebulan yang lalu ketika akan control aku ditangani oleh dr Taufik. Dan petugas administrasi dipoli penyakit dalam mengatakan bahwa Pak Ahmad Yusuf sakit.
Oleh Pak Ahmad Yusuf pulalah aku didiagnosa mengidap penyakit pada paru-paruku. Paru-paruku bolong. Aku tak pernah meroko. Tapi aku korban perokok. ‘Perokok pasif’. Banyak orang merokok. Sambil menunggu lampu lalu lintas hijau, aku melihat seseorang menyalakan rokoknya. Penumpang angkot merokok dimana ruang angkot begitu sempitnya. Hamper di seluruh tempat kita temukan banyak orang merokok. Aku ingin sehat.
Aku melihat beliau, Pak Ahmad Yusuf, tak banyak bicara semenjak awal mengobatiku. Dan sepertinya memang usianya sudah cukup berumur. Mungkin usia 60-an tahun. Aku teringat percakapanku pada pertemuan yang entah keberapa kalinya aku lupa.
Aku: ‘Pak saya boleh berolah raga?’
Beliau: ‘ ya..’
Aku: ‘mungkin yang ringan-ringan saja kali ya Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Aku: ‘berolah raga lari pagi Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Aku: ‘mungkin ga boleh terlalu cape kali ya Pak?’
Beliau: ‘ya..’
Singkat jawaban-jawaban yang beliau berikan. Tapi suatu ketika pernah juga beliau bertanya panjang lebar padaku.
Selamat jalan semoga Allah menerima amal baik Bapak!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar