Senin, 21 Juli 2025

“Akankah Solo Hiking Pulosari?”. Jurnal Perjalanan Ke Gunung Pulosari Via Cihunjuran with Banten Adventure Club (BAC). 19 Juli 2025.

 


 Hal yang mendasar dari naik Gunung Pulosari kemarin adalah kesenangan. Aku udah mendasari adanya kesenangan atau hobi naik gunung ini. Hobi yang akan hilang dengan sendirinya. Tetap bersujud kepada Al Kabir. Yang Maha Besar. Indah ciptaan-Mu Tuhan. Tiada daya dan upaya selain dengan pertolongan Allah, tetap. Alhamdulillah, ketika naik menuju puncak, Alhamdulillah ala kulli haal, ketika turun gunung itu.  Tapi tetap didasari oleh hobi atau kesenangan.  Jadi,… ya terlaksana, naik dan turun gunung itu. Mudah-mudahan banyak kebaikannya. Senang, keluar keringat. Olahraga naik gunung, pengen berhenti, tapi sudah seperti candu.

          Ada banyak hal yang sepertinya tidak dapat dituliskan, tidak dapat dikatakan. Jalani saja, nikmati. Tapi memang Gunung Pulosari ini jalurnya 90% adalah kesenangan. Aku enjoy dengan Gunung Pulosari ini.. Entah karena faktor apa?.  Tapi sebelum naik Gunung Pulosari tersebut, seperti sudah mensetting rasa, dalam pikir, bahwa ini perjalanan kesenangan, perjalanan hobi.

Saya teringat teman naik Gunung Salak yang bercerita, pernah naik Gunung Pulosari, dan dia cerita yang menyenangkan. Saya mengingatnya itu selalu. Dan itu yang mendasari perjalanan kemarin dan memang enjoy perjalanan kemarin itu. 90% enjoyable. This is my first time in Mount Pulosari.

Nggak inget faktor usia. Saya mendaki bersama senior-senior pendaki gunung; Pak Ehan, Pak Yusuf, Pa Hamim, Pak Isa, Pak Najib Hamas, Wabup Kab. Serang Banten.,  Pak Syahroni, Pak Bahri, Pak Malik, Pak Wiji dan bapak-bapak Ustadz senior lainnya. Afwan nggak kesebut semuanya. Seingat saya, pendaki sebaya, sudah pasti tim leader Dan Oka, Fungki, Didi, Musa, Ayip, Kang Julianto, Madan, Afzalu, Sudrajat, Ujang.

 Ibu-ibu; Bu Ina, Bu Sukma, Bu Rita, dll maaf ngga kesebut satu persatu. Peserta gen-Z dan milenial; anak-anak Pak Malik, adik-adik dari Puri Anggrek dan lain-lain Afwan nggak kesebut satu-satu .  Peserta anak-anak; Ahsan, putra Pak Topan panitia, dan Zihar putra Pak Romi panitia. total pendaki 61 orang tidak jauh dari yang direncanakan panitia. Mendaki bersama seperti ini mengasyikkan. Manajemen pendakian berjalan lancar. Tentu tetap banyak masukan bagi panitia.

Nggak ada olahraga selain hiking ini, bagi saya, yang menguras keringat,  plusnya adalah pemandangan alam yang menyegarkan mata batin dan kasat mata. Hiking, naik dan turun menguras keringat. Segar ke badan, sehat, mudah-mudahan seperti Pak Ehan, yang sepertinya paling senior masih hobi naik gunung.

Saya merasa letih yang sangat, ketika turun dari Pos 3 ke pos 2, lalu pos 1, lalu Basecamp Cihunjurun kemarin itu, kok seperti nggak sampai-sampai. Berkali-kali aku Istighfar dalam hati  dan zikir-zikir lain yang kuingat. Rekan lain bercanda-bercanda, aku tersenyum aja. Kadang tertawa. Mungkin menghibur dan berusaha melupakan kelelahan. Sedikit membantu. yang kurasakan kelelahan tetap ada, air minum menipis, bahkan habis di  daypack. Tapi begitu Dan Oka putar MP3, “Gaza Gaza Gaza Palestina merdeka”, hampir netes air mata, kutahan. Entah berapa persennya kelelahan ini dibanding mereka di Gaza. Ya Tuhan.. tolong mereka, ampuni kami.  Hampir menyerah, aku, doa aja yang bisa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Ahsan, anak kelas 2 SD bergantian aku senteri lampu dengan Zihar, dia bawa headlamp. Kang Julianto yang akhirnya membawa mereka turun sampai BC.

Beberapa kejadian yang membuat senyum tersungging, ketika Uda ZB, mau meninggalkan tamu VIP kali ini, Pak Ustaz Najib. Kalau tidak salah selepas istirahat kurang lebih jam 20.00 WIB di pos 2,5 ya. “Pak wakil dah turunkan?” rekan yang lain komentari “itu masih di belakang. Masa mau ditinggal?”. Sejak awal pendakian dari Basecamp Cihunjuran, Pak Wakil Bupati Kabupaten Serang, dikawal oleh Uda ZB dan kelompok 1. Semoga Pak Najib Hamas nggak bosan nanjak bareng BAC lagi ya pa. Mohon maaf bila masih banyak kekurangan di sana-sini dari kami panitia.  Quote yang saya ingat dari beliau “Hidup pasti banyak tantangan, tetaplah fokus pada tujuan”. Sips. kejadian lain yang teringat olehku dan membuat senyum tersungging adalah ketika seorang pendaki, non BAC, duduk di belakang Pak wakil dan hampir mematahkan kursi bambu itu di pos 1,5 kalau nggak salah. Dia bolak-balik ke sana kemari, cari tempat buat istirahat duduk lagi. Dan dapatlah di depan Pak Wakil. Mungkin hampir 5 menit dia baru tersadar, ‘ini di hadapan saya Pak Wakil’..,.. barulah dia samperin Pak Najib,.. ‘eh Bapak. Maaf baru ngeuh’. Salaman diikuti rekan-rekan satu timnya. Kalau nggak salah dia kerja di Bina Marga, lalu foto-foto seperti biasa.

Iyang, teman perjalanan yang sering banyak ngobrol dengan aku. Alhamdulillah, kalau nggak ada Iyang, mungkin aku lebih banyak ngomong sama diriku sendiri, seperti biasa, atau banyak bicara di HT. Tapi ketika turun dari Pos 3 pun, obrolan dengan diri tetap berkecambuk dalam kepala… pikir itu mikir ini. Kontemplasi itu, kontempsasi ini.. Halah. hehehe lupa apa yang harus ku tulis hasil kontemplasi itu.  Banyak. Hanya saja aku harus fokus berjalan. nggak pegang kertas dan pulpen. Aku pegang tracking pole punya Pa Hamim ternyata.  Aku merasa bersalah ke beliau kirain tracking pole yang aku pakai, milik Dan Oka, ternyata punya beliau. Maaf ya Pak Hamin. Aku kembalikan ketika turun dari pos yang ada toilet tertutup terpal biru, tempat aku dan Iyang ngopi, nikmatnya. Thanks God. Aku nemu tongkat kayu di situ. Kok pas banget, kubawa tongkat itu sampai rumah, sepertinya dari batang Pohon Trembesi, kokoh. Aku izin bawa pulang sama orang di Basecamp Cihunjuran. “Bawa aja Pak”, katanya. Thanks..

Rekan-rekan Korsad dan kelompok 1 yang kawal Pak Wakil, luar biasa. Sabar menemani beliau. Uda ZB, Pak Kusnadi dkk,  orang-orang yang sudah teruji di alam liar sepertinya. Aku nggak bakalan sanggup jadi Korsad. Jangan ajak-ajak saya jadi Korsad ya.. 😊 Bareng Jalan Mereka aja suatu kebanggaan bagi saya, pecinta alam biasa. Pak Ehan bercerita, hanya bisa sampai tingkat dasar 3, belum jadi Korsad 100%. Teringat Mas Herman di Bogor pernah bercerita, “Berat kalau mau jadi Korsad”. He told me many things. Oka juga cerita.  Terus aku nyerah saja dengar cerita Mas Herman dan Oka.

 Aku seperti kepikiran ingin kembali lagi nanjak ke Gunung Pulosari Via BC Cihunjuran ini. Aku menyebutnya, gunung yang friendly. Sejauh ini, Aku merasa nyaman naik gunung kemarin itu. Treknya yang bisa dilalui dengan nyaman atau entah mungkin aku mendasari perjalanan kemarin dengan kesenangan yang sudah di set di hati dan pikiran, dimana sebelumnya, di rumah Aku diare dan hidung meler terus. Tapi begitu sampai BC, sembuh. Alhamdulillah… Allahu Akbar. Aku merasa perut nggak beres lagi, setelah makan Pop Mie di basecamp jam 21.00-an bareng Iyang. Lalu aku izin ke Oka dan Pak Yusuf mau ke toilet. Plong.

Spot-spot tertentu sebelum Puncak indah banget pemandangannya. Mungkin pembaca harus lihat videonya. Beberapa gunung terlihat jelas, Selat Sunda, Gunung Krakatau, Gunung Rajabasa sepertinya, Gunung Karang terlihat jelas indah dari kejauhan, Subhanallah, Allahu Akbar, kecilnya aku, ego kesombongan yang besar, maafkan kami Tuhan,.. sering lupa kepada-Mu.

 Gunung Pulosari 1343 mdpl. Gunung tersebut seperti welcome, menyambut kami kemarin itu. Tim  panitia 12 orang, peserta 49 orang. Cuaca cerah, tidak mendung, jalanan kering, hari sebelumnya tidak ada hujan sepertinya. Mestakung, Semesta Mendukung. Kami enjoy banget naik via BC Cihunjuran itu.  Coach Madan membimbing peregangan dan pemanasan di basecamp. Seru. Kalau nggak salah aku berpasangan sama Pak Mulyadi atau Pak Nasrul ya? ketika peregangan pemanasan itu.  Kocak juga Coach Madan membimbing acara tersebut. Tim pendakian dibagi menjadi 6 Kelompok. Walau fleksibel ketika sudah berjalan. Enjoy saja.  Kalau nggak salah, dari info di HT yang ku pegang, jam 12 kurang sudah ada yang berhasil summit. Sepertinya milenial dan gen Z yang muncak duluan. Aku enjoy jadi sweeper bareng Pak Bahromi. Walau akhirnya Pak Bahromi nyuruh aku naik aja duluan.

Aku teringat ketika lewat menuju Basecamp Cihunjuran dari tempat parkir mobil, penduduk lokal ngobrol dengan temannya, “Heran, Jaba cape naik gunung teh. mayar deui tilu puluh rebu. tapi loba bae nu naek gunung”

He won't  understand about hiking_ sweaty, friendship, serenity, adventure, danse trees,  fresh air, smooth land,  luxury view, charity, helpfull each other, regard each other, loving, laugh out loud (LOL), Summit, preparing, processing, evaluation, planning, managing, controlling, mindfull, mindset, caring, heart breaking, sacrifice, illusion, hopelessness_  until He hike twice, wherever. Banyak unsur lain yang hadir dalam hiking, aku pernah lihat penampakan ketika turun Semeru LOL. Mungkin kelelahan yang sangat ketika itu. Pada akhirnya kita mensyukuri apa yang Tuhan beri, berterima kasih kepada orang-orang pilihan-Nya, berterima kasih pada orang-orang baik di sekitar kita, tetap belajar, berproses, mencari ilmu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Ingin masuk surga. Aamin..

 Saya di amanahi jadi TG atau team guide. Awalnya aku kira inisial Namaku, Tedi Gumelar. Makasih Dan Oka, Maaf bila belum maksimal jadi TG bagi kelompok 5. Cinangka Ranger plus Iyang. Pak Ehan, Pak Ujang, Pak Syahroni, Rozak, Afzalu dan istri beliau. La haula walaa quwwata illa billah- aja, diajakin oleh Oka jadi panitia di komunitas BAC ini. Pendakian pendakian ke Papandayan, Semeru, Slamet, Salak, aku jadi anggota tim aja. Dan sebetulnya enjoy jadi anggota tim. Tapi Bismillah, belajar jadi panitia, senang bisa pegang HT, ngasih masukan, ngerecokin. Mudah-mudahan ada kebaikan.

Saya mendengar Dan Oka dzikir Ma’tsurat ketika bawa Hiace  dari meeting point di Serang dan ngebut banget. Aku mikir dalam hati, semoga selamat. ‘Budal selamat, Mulih selamat’. Tagar komunitas MAI (Moslem Adventure Indonesia) ketika sumit Gunung Slamet, tapi kurasa penumpang-penumpang atau para pendaki di Hiace berdzikir semua, dibawa ngebut gitu sama Dan Oka. Mungkin biar itenary/sunara terkejar.

Secara umum pendakian ini berjalan lancar. Semoga para pendaki Gunung Pulosari yang tergabung di BAC kali ini puas dengan layanan panitia.

 Sampai puncak sinyal di HP alhamdulillah ada. Ampun,  teman kerjaan, nelpon lagi masalah kerja ketika di pos 2,5 kalau nggak salah. Ketika itu aku lagi ngopi sama Iyang. Sisi yang lain aku jadi update status WA terus.. “wa ammaa bini’mati robbika fa haddist”.. .

Hari-hari sebelum naik Gunung Pulosari ini disibukan dengan pekerjaan seperti biasa, tapi tidak atau belum merasakan kepenatan. Yang kuingat, aku sakit flu, yang saya pikir, akan membatalkan hiking kali ini. BAB beberapa kali/diare. Aku sudah pasrah, bila memang nggak jadi berangkat. Aku akan izin di grup panitia. Pagi jam 01.00 aku terbangun, dan merasa sehat. Aku pikir, Aku bisa berangkat dengan perbekalan yang minim. Alhamdulillah. Cairan di hidung hilang ketika naik gunung, diare tersumbat, tergantikan dengan view cantik di atas Gunung Pulosari.

Gunung Pulosari ini bersahabat, yakin aja itu. Senang. full with Joy  90%. Tetapi setelah menulis ini saya merasa 100%. Banyak terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya teringat didampingi banyak  asma Allah. Asmaul Husna di trek menuju puncak itu. Banyak penanda arah ke puncak ditulisi dengan nama-nama Allah yang baik. Saya ingat Al Kabir, Al Mujib, Al Jalil, Al Hasib. Subhanallah. apresiasi besar kepada pengelola track Basecamp Cikunjuran. Jadi seperti dzikir terus pas naik itu. Yang saya ingat Kang Asep dan kawan-kawan tentunya, pengelola, BC Cihunjuran tertata rapi, nyaman seperti Cafe, ada toilet duduk juga seingatku.

 Sampai Pos 3 jalanan landai. Lepas Pos 3, mulai nanjak. Tapi ya itu tadi, ada kesenangan menjadi dasar hiking kali ini. Jadi, ya senang aja.

Kutipan puisi  ‘The Road Not Taken’, yang mungkin nyambung dengan perjalanan ini. Karya Robert Frost..

I shall be telling this with a sigh

Somewhere ages and ages hence:

Two roads diverged in a wood, and I—

I took the one less traveled by,

And that has made all the difference.

 

 

11:14 am

www.tedigumelaran.blogspot.com

Fataqobbal minna…