Hal yang mendasar dari naik Gunung Pulosari kemarin adalah kesenangan. Aku udah mendasari adanya kesenangan
atau hobi naik gunung ini. Hobi yang akan hilang dengan sendirinya. Tetap
bersujud kepada Al Kabir. Yang Maha Besar. Indah ciptaan-Mu Tuhan. Tiada daya
dan upaya selain dengan pertolongan Allah, tetap. Alhamdulillah, ketika naik
menuju puncak, Alhamdulillah ala kulli haal, ketika turun gunung itu. Tapi tetap didasari oleh hobi atau kesenangan.
Jadi,… ya terlaksana, naik dan turun
gunung itu. Mudah-mudahan banyak kebaikannya. Senang, keluar keringat. Olahraga
naik gunung, pengen berhenti, tapi sudah seperti candu.
Ada banyak hal yang sepertinya tidak dapat dituliskan, tidak
dapat dikatakan. Jalani saja, nikmati. Tapi memang Gunung Pulosari ini jalurnya
90% adalah kesenangan. Aku enjoy dengan Gunung Pulosari ini.. Entah karena
faktor apa?. Tapi sebelum naik Gunung
Pulosari tersebut, seperti sudah mensetting rasa, dalam pikir, bahwa ini
perjalanan kesenangan, perjalanan hobi.
Saya teringat teman naik Gunung Salak yang bercerita, pernah naik Gunung
Pulosari, dan dia cerita yang menyenangkan. Saya mengingatnya itu selalu. Dan
itu yang mendasari perjalanan kemarin dan memang enjoy perjalanan kemarin itu.
90% enjoyable. This is my first time in Mount Pulosari.
Nggak inget faktor usia. Saya mendaki bersama senior-senior
pendaki gunung; Pak Ehan, Pak Yusuf, Pa Hamim, Pak Isa, Pak Najib Hamas, Wabup
Kab. Serang Banten., Pak Syahroni, Pak
Bahri, Pak Malik, Pak Wiji dan bapak-bapak Ustadz senior lainnya. Afwan nggak
kesebut semuanya. Seingat saya, pendaki sebaya, sudah pasti tim leader Dan Oka,
Fungki, Didi, Musa, Ayip, Kang Julianto, Madan, Afzalu, Sudrajat, Ujang.
Ibu-ibu; Bu Ina, Bu Sukma,
Bu Rita, dll maaf ngga kesebut satu persatu. Peserta gen-Z dan milenial;
anak-anak Pak Malik, adik-adik dari Puri Anggrek dan lain-lain Afwan nggak
kesebut satu-satu . Peserta anak-anak; Ahsan,
putra Pak Topan panitia, dan Zihar putra Pak Romi panitia. total pendaki 61
orang tidak jauh dari yang direncanakan panitia. Mendaki bersama seperti ini
mengasyikkan. Manajemen pendakian berjalan lancar. Tentu tetap banyak masukan
bagi panitia.
Nggak ada olahraga selain hiking ini, bagi saya, yang menguras
keringat, plusnya adalah pemandangan
alam yang menyegarkan mata batin dan kasat mata. Hiking, naik dan turun
menguras keringat. Segar ke badan, sehat, mudah-mudahan seperti Pak Ehan, yang
sepertinya paling senior masih hobi naik gunung.
Saya merasa letih yang sangat, ketika turun dari Pos 3 ke pos 2, lalu pos 1, lalu Basecamp Cihunjurun kemarin itu, kok seperti nggak
sampai-sampai. Berkali-kali aku Istighfar dalam hati dan zikir-zikir lain yang kuingat. Rekan lain
bercanda-bercanda, aku tersenyum aja. Kadang tertawa. Mungkin menghibur dan
berusaha melupakan kelelahan. Sedikit membantu. yang kurasakan kelelahan tetap
ada, air minum menipis, bahkan habis di daypack. Tapi begitu Dan Oka putar
MP3, “Gaza Gaza Gaza Palestina merdeka”, hampir netes air mata, kutahan. Entah
berapa persennya kelelahan ini dibanding mereka di Gaza. Ya Tuhan.. tolong
mereka, ampuni kami. Hampir menyerah,
aku, doa aja yang bisa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Ahsan, anak kelas 2 SD bergantian aku senteri lampu dengan Zihar, dia bawa headlamp. Kang Julianto yang akhirnya membawa mereka turun sampai BC.
Beberapa kejadian yang membuat senyum tersungging, ketika Uda ZB,
mau meninggalkan tamu VIP kali ini, Pak Ustaz Najib. Kalau tidak salah selepas
istirahat kurang lebih jam 20.00 WIB di pos 2,5 ya. “Pak wakil dah turunkan?”
rekan yang lain komentari “itu masih di belakang. Masa mau ditinggal?”. Sejak
awal pendakian dari Basecamp Cihunjuran, Pak Wakil Bupati Kabupaten Serang, dikawal
oleh Uda ZB dan kelompok 1. Semoga Pak Najib Hamas nggak bosan nanjak bareng
BAC lagi ya pa. Mohon maaf bila masih banyak kekurangan di sana-sini dari kami
panitia. Quote yang saya ingat dari beliau
“Hidup pasti banyak tantangan, tetaplah fokus pada tujuan”. Sips. kejadian lain
yang teringat olehku dan membuat senyum tersungging adalah ketika seorang
pendaki, non BAC, duduk di belakang Pak wakil dan hampir mematahkan kursi bambu
itu di pos 1,5 kalau nggak salah. Dia bolak-balik ke sana kemari, cari tempat
buat istirahat duduk lagi. Dan dapatlah di depan Pak Wakil. Mungkin hampir 5
menit dia baru tersadar, ‘ini di hadapan saya Pak Wakil’..,.. barulah dia
samperin Pak Najib,.. ‘eh Bapak. Maaf baru ngeuh’. Salaman diikuti rekan-rekan
satu timnya. Kalau nggak salah dia kerja di Bina Marga, lalu foto-foto seperti biasa.
Iyang, teman perjalanan yang sering banyak ngobrol dengan aku. Alhamdulillah,
kalau nggak ada Iyang, mungkin aku lebih banyak ngomong sama diriku sendiri,
seperti biasa, atau banyak bicara di HT. Tapi ketika turun dari Pos 3 pun,
obrolan dengan diri tetap berkecambuk dalam kepala… pikir itu mikir ini. Kontemplasi itu, kontempsasi ini.. Halah. hehehe lupa apa yang harus ku tulis
hasil kontemplasi itu. Banyak. Hanya
saja aku harus fokus berjalan. nggak pegang kertas dan pulpen. Aku pegang
tracking pole punya Pa Hamim ternyata. Aku
merasa bersalah ke beliau kirain tracking pole yang aku pakai, milik Dan Oka,
ternyata punya beliau. Maaf ya Pak Hamin. Aku kembalikan ketika turun dari pos
yang ada toilet tertutup terpal biru, tempat aku dan Iyang ngopi, nikmatnya. Thanks
God. Aku nemu tongkat kayu di situ. Kok pas banget, kubawa tongkat itu sampai
rumah, sepertinya dari batang Pohon Trembesi, kokoh. Aku izin bawa pulang sama
orang di Basecamp Cihunjuran. “Bawa aja Pak”, katanya. Thanks..
Rekan-rekan Korsad dan kelompok 1 yang kawal Pak Wakil, luar biasa.
Sabar menemani beliau. Uda ZB, Pak Kusnadi dkk, orang-orang yang sudah teruji di alam liar sepertinya.
Aku nggak bakalan sanggup jadi Korsad. Jangan ajak-ajak saya jadi Korsad ya.. 😊 Bareng Jalan Mereka aja suatu kebanggaan bagi saya, pecinta alam
biasa. Pak Ehan bercerita, hanya bisa sampai tingkat dasar 3, belum jadi Korsad
100%. Teringat Mas Herman di Bogor pernah bercerita, “Berat kalau mau jadi
Korsad”. He told me many things. Oka juga cerita. Terus aku nyerah saja dengar cerita Mas Herman
dan Oka.
Aku seperti kepikiran ingin
kembali lagi nanjak ke Gunung Pulosari Via BC Cihunjuran ini. Aku menyebutnya,
gunung yang friendly. Sejauh ini, Aku merasa nyaman naik gunung kemarin
itu. Treknya yang bisa dilalui dengan nyaman atau entah mungkin aku mendasari
perjalanan kemarin dengan kesenangan yang sudah di set di hati dan
pikiran, dimana sebelumnya, di rumah Aku diare dan hidung meler terus. Tapi
begitu sampai BC, sembuh. Alhamdulillah… Allahu Akbar. Aku merasa perut nggak
beres lagi, setelah makan Pop Mie di basecamp jam 21.00-an bareng Iyang. Lalu
aku izin ke Oka dan Pak Yusuf mau ke toilet. Plong.
Spot-spot tertentu sebelum Puncak indah banget pemandangannya. Mungkin
pembaca harus lihat videonya. Beberapa gunung terlihat jelas, Selat Sunda,
Gunung Krakatau, Gunung Rajabasa sepertinya, Gunung Karang terlihat jelas indah
dari kejauhan, Subhanallah, Allahu Akbar, kecilnya aku, ego kesombongan yang
besar, maafkan kami Tuhan,.. sering lupa kepada-Mu.
Gunung Pulosari 1343 mdpl.
Gunung tersebut seperti welcome, menyambut kami kemarin itu. Tim panitia 12 orang, peserta 49 orang. Cuaca
cerah, tidak mendung, jalanan kering, hari sebelumnya tidak ada hujan
sepertinya. Mestakung, Semesta Mendukung. Kami enjoy banget naik via BC Cihunjuran
itu. Coach Madan membimbing peregangan
dan pemanasan di basecamp. Seru. Kalau nggak salah aku berpasangan sama Pak
Mulyadi atau Pak Nasrul ya? ketika peregangan pemanasan itu. Kocak juga Coach Madan membimbing acara
tersebut. Tim pendakian dibagi menjadi 6 Kelompok. Walau fleksibel ketika sudah
berjalan. Enjoy saja. Kalau nggak salah,
dari info di HT yang ku pegang, jam 12 kurang sudah ada yang berhasil summit. Sepertinya
milenial dan gen Z yang muncak duluan. Aku enjoy jadi sweeper bareng Pak Bahromi.
Walau akhirnya Pak Bahromi nyuruh aku naik aja duluan.
Aku teringat ketika lewat menuju Basecamp Cihunjuran dari tempat
parkir mobil, penduduk lokal ngobrol dengan temannya, “Heran, Jaba cape naik
gunung teh. mayar deui tilu puluh rebu. tapi loba bae nu naek gunung”
He won't understand about hiking_ sweaty, friendship,
serenity, adventure, danse trees, fresh
air, smooth land, luxury view, charity,
helpfull each other, regard each other, loving, laugh out loud (LOL), Summit,
preparing, processing, evaluation, planning, managing, controlling, mindfull,
mindset, caring, heart breaking, sacrifice, illusion, hopelessness_ until He hike twice, wherever. Banyak unsur
lain yang hadir dalam hiking, aku pernah lihat penampakan ketika turun Semeru LOL.
Mungkin kelelahan yang sangat ketika itu. Pada akhirnya kita mensyukuri apa
yang Tuhan beri, berterima kasih kepada orang-orang pilihan-Nya, berterima
kasih pada orang-orang baik di sekitar kita, tetap belajar, berproses, mencari
ilmu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Ingin masuk surga. Aamin..
Saya di amanahi jadi TG atau
team guide. Awalnya aku kira inisial Namaku, Tedi Gumelar. Makasih Dan Oka,
Maaf bila belum maksimal jadi TG bagi kelompok 5. Cinangka Ranger plus Iyang.
Pak Ehan, Pak Ujang, Pak Syahroni, Rozak, Afzalu dan istri beliau. La haula
walaa quwwata illa billah- aja, diajakin oleh Oka jadi panitia di komunitas
BAC ini. Pendakian pendakian ke Papandayan, Semeru, Slamet, Salak, aku jadi
anggota tim aja. Dan sebetulnya enjoy jadi anggota tim. Tapi Bismillah, belajar
jadi panitia, senang bisa pegang HT, ngasih masukan, ngerecokin. Mudah-mudahan
ada kebaikan.
Saya mendengar Dan Oka dzikir Ma’tsurat ketika bawa Hiace dari meeting point di Serang dan ngebut banget.
Aku mikir dalam hati, semoga selamat. ‘Budal selamat, Mulih selamat’. Tagar komunitas
MAI (Moslem Adventure Indonesia) ketika sumit Gunung Slamet, tapi kurasa
penumpang-penumpang atau para pendaki di Hiace berdzikir semua, dibawa ngebut
gitu sama Dan Oka. Mungkin biar itenary/sunara terkejar.
Secara umum pendakian ini berjalan lancar. Semoga para pendaki Gunung
Pulosari yang tergabung di BAC kali ini puas dengan layanan panitia.
Sampai puncak sinyal di HP
alhamdulillah ada. Ampun, teman kerjaan,
nelpon lagi masalah kerja ketika di pos 2,5 kalau nggak salah. Ketika itu aku
lagi ngopi sama Iyang. Sisi yang lain aku jadi update status WA terus.. “wa
ammaa bini’mati robbika fa haddist”.. .
Hari-hari sebelum naik Gunung Pulosari ini disibukan dengan
pekerjaan seperti biasa, tapi tidak atau belum merasakan kepenatan. Yang
kuingat, aku sakit flu, yang saya pikir, akan membatalkan hiking kali ini. BAB
beberapa kali/diare. Aku sudah pasrah, bila memang nggak jadi berangkat. Aku
akan izin di grup panitia. Pagi jam 01.00 aku terbangun, dan merasa sehat. Aku
pikir, Aku bisa berangkat dengan perbekalan yang minim. Alhamdulillah. Cairan
di hidung hilang ketika naik gunung, diare tersumbat, tergantikan dengan view cantik
di atas Gunung Pulosari.
Gunung Pulosari ini bersahabat, yakin aja itu. Senang. full
with Joy 90%. Tetapi setelah
menulis ini saya merasa 100%. Banyak terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Saya teringat didampingi banyak asma
Allah. Asmaul Husna di trek menuju puncak itu. Banyak penanda arah ke puncak
ditulisi dengan nama-nama Allah yang baik. Saya ingat Al Kabir, Al Mujib, Al
Jalil, Al Hasib. Subhanallah. apresiasi besar kepada pengelola track Basecamp
Cikunjuran. Jadi seperti dzikir terus pas naik itu. Yang saya ingat Kang Asep
dan kawan-kawan tentunya, pengelola, BC Cihunjuran tertata rapi, nyaman seperti
Cafe, ada toilet duduk juga seingatku.
Sampai Pos 3 jalanan landai. Lepas Pos 3, mulai nanjak. Tapi ya itu tadi, ada kesenangan menjadi dasar hiking
kali ini. Jadi, ya senang aja.
Kutipan puisi ‘The Road Not Taken’, yang mungkin nyambung
dengan perjalanan ini. Karya Robert Frost..
I shall be telling
this with a sigh
Somewhere ages and
ages hence:
Two roads diverged
in a wood, and I—
I took the one
less traveled by,
And that has made
all the difference.
11:14 am
www.tedigumelaran.blogspot.com
Fataqobbal minna…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar