tak ada yang bisa diajak ngobrol
kecuali diri
berdamai dengan diri yang papa
lemah
hina
aku menangis
tersungkur sendiri
menyusuri jalan
aku cengeng
semalaman aku menangis
biar Tuhan mendengar
sepertinya aku mulai membangun bangunan baru
karena bangunan lama tidak kokoh pondasinya
lalu aku mencari barang-barang penopang pondasi baru
aku kehilangan arah
entah kemana arah mata angin ini
aku menikmati hembusannya
raut wajah telah kusut oleh debu jalanan
aku berjalan terseok-seok
menyeret langkah yang berat
sementara ujung jalan masih terlihat jauh
lalu aku merasa harus sampai diujungnya
dengan luka-luka disekujur tubuh
aku kembali sendiri
menyeret langkah kaki yang seperti tidak berpasangan
air mata sepanjang jalan
membuat jejak untuk orang-orang yang mencariku
aku masih dijalan ini
kalian lihat bukan bekas tetesan-tetesan air mataku?
sepertinya matahari masih akan terik memanaskan udara disekitarku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
semoga bukan sakit jiwa....
hehehe...
Posting Komentar