Pagi
Aku tak sedang menyapa Anda kali ini. Tidak siapapun. Aku menyapa tulisanku. Pagi. Sepertinya aku hanya sedang menjelaskan kondisi waktu saja, keadaan suatu saat pada Anda, pembaca. Tidak lebih? Suatu pagi dapat kita batasi keadaannya menurut jam ditangan kita, atau jam di dinding rumah. Jam satu pagi, kita biasa menyebut demikian misalnya untuk suatu kejadian yang terjadi pada malam hari, tepat setelah tengah malam. Jam tiga pagi, biasanya orang-orang yang taat pada Tuhan telah bangun berdiri sujud menyembah pada Sang Penguasa, biasanya mereka telah bangun sekitar jam dua pagi. Pada jam tiga pagi juga pasar-pasar pagi yang ada di kota Anda sepertinya sudah memulai aktivitas mereka. Hiruk-pikuk ramai orang di pasar pada jam tiga pagi, setiap hari. Suatu aktivitas yang sepertinya luput dari perhatian. Kata-kata yang tidak berlaku untuk mereka semua. Suatu aktifitas pencarian hidup yang betul-betul earlier in the morning, sangat paling awal pagi sekali, disaat kebanyakan orang-orang tertidur pulas, disaat orang-orang yang taat pada Tuhan telah bangun berdiri sujud menyembah pada Sang Penguasa, biasanya mereka telah bangun sekitar jam dua pagi. Apakah alasan orang-orang kebanyakan bangun pada pagi hari jam dua tadi untuk betul-betul berdiri sujud menyembah Sang Penguasa? Ataukah hanya karena suatu permasalahan hidup belaka lalu mereka menyembah pada Sang Penguasa? Atau memang suatu kecintaan semata pada Sang Penguasa dan mereka tak memiliki permasalahan hidup? Anda mencari alasan apa? Anda mencari sebab apa? Hidup memang tak lepas dari permasalahan. Tentu tak salah bangun dimalam hari karena permasalahan hidup, justru bagus mengadukan kepada Tuhan Sang Penguasa. Memang mau mengadu kepada siapa lagi? Manusia lain sepertinya sama kedudukannya, tak memiliki kuasa apapun, selain digerakkan oleh Tuhan Sang Penguasa. Alasan lain orang-orang bangun pada malam hari berdiri sujud menyembah Sang Penguasa ialah karena suatu kesyukuran atas kesenangan hidup. Makasih banyak Tuhan Sang Penguasa hidupku penuh dengan kegembiraan, kebahagiaan. Saat ini. Karena kegembiraan, kesedihan, kebahagiaan, kesengsaraan silih berganti dalam hidup. Adakah yang berusaha menegasikan? Bisa ga ketika gembira, sedih, bahagia, sengsara tetap bangun berdiri sujud menyembah pada Sang Penguasa, biasanya mereka telah bangun sekitar jam dua pagi? Diceritakan, bahwa orang-orang yang taat pada Tuhan telah bangun sekitar jam dua pagi merupakan suatu kebiasaan orang-orang yang sama hati jiwa dan fikirannya pada seluruh masa, dari waktu kewaktu aktifitas bangun pada sekitar jam dua pagi telah merupakan suatu kebiasaan, kesinambungan aktifitas yang tak pernah putus. Bila dikumpulkan pada suatu tempat aktifitas bangun sujud berdiri menyembah pada Sang Penguasa ini sepertinya akan membuat suatu hiruk pikuk yang ramai juga seperti ramainya pasar pagi. Sahabat Rosul SAW diibaratkan seperti singa di siang hari dan sufi di pagi hari. Sepertinya ini yang ideal; selesai mereka telah bangun berdiri sujud menyembah Sang Penguasa, biasanya mereka telah bangun sekitar jam dua pagi, mereka lalu pergi ke pasar tadi untuk mencari hidup.
Jam empat pagi mungkin masih ada waktu bagi orang-orang yang akan berpuasa hari itu untuk santap sahur; meminum beberapa gelas air hangat, air manis, air tawar untuk cadangan energi, makan beberapa suap nasi, beberapa helai roti, atau mungkin bersendok-sendok nasi, banyak helai roti beserta lauk-pauknya untuk tenaga berpuasa. Anda berfikir tidak ketika Anda makan sahur enak tadi, banyak orang susah mau sahur dengan apa? Atau memang sepertinya ga ada tuh orang yang kesususahan, miskin yang taat menjalankan ibadah puasa. Mereka ga mikirin tuh puasa, karena untuk sahur saja susah. Apa fungsi makan enak sahur Anda saat jam empat pagi tadi? Mungkin tak banyak terekpos, tapi sepertinya tetap ada deh orang yang susah hidup tapi tetap taat berpuasa. Tuhan menyebutkan orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta karena menjaga harga diri. Ada. Belakangan ada program kegiatan sahur on the street, selain buka on the street. Sahur atau buka puasa yang membagi-bagikan makanan bungkus kepada mereka yang tidak mampu di jalanan, mudah-mudahan tepat sasaran. Suatu kesadaran yang cukup bagus untuk kebersamaan yang kita miliki.
Fajar. Suatu kosa kata lain dalam bahasa Indonesia. Sepertinya tak ada aturan yang baku untuk menetapkan fajar dalam suatu seri waktu yang ada. Haruskan sepakat dengan kamus besar bahasa indonesia edisi terbaru. Sepakat dengan rasa sepertinya lebih baik deh.suatu ketika.hampir setiap seri waktu yang ada? Sepanjang waktu?
Ada yang disebut shalat fajar. Shalat sunnah sebelum shalat wajib subuh, sepertinya. Ada juga yang berpendapat berbeda dengan shalat sunnah sebelum subuh. Ko beribet gitu sepertinya? Mengapa hampir dalam setiap urusan agama orang-orang pada beribet gitu? Orang-orang? Anda kali.
Ngomong apaan sih, kalian? Aku ko baru tahu ya ada yang namanya shalat fajar?
Pagi. Manusia kesulitan membuat sesuatu ukuran yang baku, karena sesuatu yang baku tersebut ialah perubahan-perubahan yang terus terjadi terus-menerus. Baku dengan perubahan yang terus terjadi. Waktu shalat adakah yang berlaku terus menerus sepanjang waktu? Berubah dari masa ke masa sepertinya. Aku kurang ilmu...
Perubahan itu sepertinya mengikuti suatu alur tertentu, manusia berusaha menyederhanakan, untuk kemudahan hidup.
Aktifitas rutin; mandi, makan, pergi ke kantor, ke sekolah, ke tempat kerja, ke kebun, ke sawah, ke laboratorium penelitian, keluar rumah dengan kendaraan, umum, motor, mobil, sepeda, berjalan kaki. Kendaraan yang penuh di jalan-jalan dipagi hari. Membuat kemacetan kota, karena suatu aktifitas yang sama dilakukan oleh banyak orang di waktu yang sama, untuk suatu urusan yang sama, pergi ke luar rumah, beraktifitas mencari penghidupan untuk yang mencari penghidupan, mencari ilmu untuk yang bersekolah, menuai padi untuk mereka yang pergi ke kebun, ..berbagai profesi dapat Anda bayangkan saat ini.. polisi lalu lintas pergi ke jalan mengatur keramaian kota tadi, polisi reskrim mulai memburu buruannya yang buron.. Bapak dan ibu guru yang naik motor tadi sudah siap mengajar anak-anak, anak-anak sekolah sudah siap belajar, anak sekolah yang berandal sudah siap membuat onar yang baru lagi bentuknya di sekolah masing-masing.. orang-orang yang akan berkarya sudah siap membuat karya baru mereka untuk kemanusiaan.. sepertinya jiwa raga turut berperan dalam gerak, akan menghasilkan apa..
Aku berfikiran para pemimpin negara dan para bawahannya bangun berdiri sujud menyembah pada Sang Penguasa, biasanya mereka telah bangun sekitar jam dua pagi. Sepertinya permasalan negara sedikit berkurang. Dapat jadi malah tuntas tak ada permasalahan.
Jam tujuh pagi, jam delapan pagi, jam sembilan pagi.. sembilan tiga puluh pagi, jam sepuluh pagi(?) pagi menjelang siang... ada suatu kata-kata, kalimat-kalimat berupa puji-pujian, permohonan do’a kepada Tuhan di pagi hari... bagus untuk dibaca disusun oleh Hasan Al-Banna, aku mengenalnya sebagai ‘Al-Ma’tsuraat’, cari deh.. bagus untuk Anda..
Kami berpagi-hari dan berpagi hari pula kerajaan milik Allah. Segala puji bagi Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada illah melainkan Dia, dan pada-Nya tempat kembali.
Ya Allah, sesungguhnya aku berpagi hari dari-Mu dalam kenikmatan, kesehatan dan perlindungan. Maka sempurnakanlah untukku kenikmatan, kesehatan dan perlindungan-Mu itu di dunia dan akhirat
Ya Allah, kenikmatan yang aku atau salah seorang dari makhluk-Mu, berpagi hari dengannya, adalah dari-Mu semata; tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu rasa syukur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar