Aku Sakit...
Aku sakit jiwa. Psikologis. Psikosomatis.
Aku ga’ ngerti diri. Lalu Tuhan menjelaskan tentang manusia, dirinya sendiri, lewat Muhammad SAW lalu aku berusaha mengeri diriku sendiri, memperdalam diri, walau tak terjangkau oleh rasa dan akal. Aku beli buku psikoanalisis, Sigmend Freud. Kubaca, “Ga’ ngerti”. Kubaca buku Prof. Dr. Zakiah Darajat, tentang Sholat dan kesehatan jiwa. Ternyata obat sakit jiwa ialah lewat shalat kepada Allah. Lalu aku mungkin kurang penghayatan sehingga lalu shalatku kurang bermakna sosial. Jauh dari nilai-nilai sosial. Aku sakit.berkutat pada diri. Masih ga’ ngerti juga tentang diri. Sampe sekarang, saat aku menulis. Aku shalat 5 waktu, aku ga’ lepas baca Qur’an, shalat dhuha, shalat tahajud, sepertinya peribadatan-peribadatan selalu kucoba penuhi, dzikir-dzikir ma’sturat Hasan Al-Banna dibaca, walau belakangan ini agak jarang. Tapi pernah kulihat seorang ustadz yang katanya rutin baca dzikir ma’sturat pagi dan petang, tapi wajahnya selalu terlihat murung begitu. Entah ada apa. Atau mungkin memang pembawaannya selalu murung. Sepertinya ga’ enak gitu wajahnya, murung. Bukankah lebih enak melihat seseorang dengan wajah cerah, sumringah, bahagia dibanding melihat wajah murung? Aku suka wajah cerah, sumringah, bahagia. Apa fungsi dzikir ma’sturat pada ustadz yang katanya sering baca ma’sturat tadi? Ia pernah menyatakan, bahwa dzikir ma’sturat tadi berkhasiat sekali untuk penyakit-penyakit fisik. Kugikir jiwanya tak merasakan manfaat pembacaan dzikir ma’sturatnya...
Adakah manusia yang sempurna? Tak ada.
Syeikh Abdul Qadr Al-Jailani? Nabi Muhammad SAW?
Nabi Muhammad SAW, dianggap manusia tersukses sepanjang zaman. Fakta itu tak terbantahkan bahkan oleh para orientalis yang berusaha menghina dan mencaci maki beliau SAW. Michel Heart menempatkan beliau SAW pada urutan no. 1 dalam 100 tokoh ternama dalam sejarah kemanusiaan. Mengapa? Karena Rasul SAW sukses dalam hidup dunia dan akhirat. Kekayaan yang melimpah pada usia muda dan keberhasilannya membangun peradaban Islam tak diragukan lagi dalam sejarah. Beliau sukses dalam hal duniawi dan ukhrawi, sukses dalam fisik dan sukses dalam jiwa. Sempurna. Sempurna.
Perilaku nabi indah, tiada banding, sejarah mencatatnya begitu. Membuat sahabat-sahabatnya betah berada didekat beliau. Beliau mengangkat batu-batu juga ketika membangun masjid, beliau berperangjuga ketika sahabat-sahabat berperang melawat kaum kuffar. Manusia ideal Muhammad SAW.
Aku sakit jiwa. Aku tak dapat mengontrol emosiku. Aku tak seimbang antara keinginan dan usaha yang kulakukan. Aku kalah oleh diri.
Ironis?
Aku berusaha mencontoh Muhammad SAW. Aku sakit. Contohlah Nabi SAW. aku lemah, banyak kekurangan jiwa pada diriku. Ikuti Nabi. Nabi bersabda;”perang terbesar ialah perang melawan diri sendiri”
http://www.tedigumelaran.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar