Rabu, 05 Mei 2010

Menangis

Suatu hal yang sifatnya manusiawi. Normal. Hampir setiap kita menangis. Bayi yang baru saja keluar dari rahim sang ibu pasti akan menangis, bila tak menangis akan diusahakan agar ia menangis. Menangispun tak mengenal batas usia. Frekuensi menangisnya yang mungkin berbeda satu sama lainnya. Menangispun tak mengenal perbedaan jenis kelamin. Menangis tak mengenal perbedaan suku bangsa. Aku ingin mengetahui adakah suku bangsa yang tidak mengenal tangisan air mata? Menangis timbul akibat berbagai sebab; kesakitan, kesulitan, kesedihan, kebahagiaan, kesembuhan, kegembiraan atau bahkan segala sebab musabab yang tak kita mengerti dengan baik dapat menjadi sumber tangisan. Menangis bisa mengeluarkan air mata atau bahkan tak mengeluarkan air mata sama sekali. Ada istilah air mata sudah kering akibat sebab musabab diatas tadi yang kontinyu hadir didalam benak. Lama menangis juga bervariasi, ada yang cukup sebentar dalam hitungan menit atau bahkan ada pula yang lama berhari-hari. Adakah buku catatan rekor mencatat hal ini?
Aku pasti menangis ketika keluar dari perut ibuku. Kuyakin sebagian besar dari pembaca bukuku pernah menangis ketika keluar dari perut ibu Anda masing-masing. Aku ingin bertanya kepada Anda kapan terakhir kali Anda menangis? Karena suatu keharuan aku bisa menangis. Sewaktu aku kecil aku dikenal sebagai anak yang cengeng. Mudah menangis. Aku pernah mengetahui bahwa ketika kita menangis air mata kita tersebut membersihkan bola mata kita. Jadi ketika kita menangis hal itu positif untuk kesehatan mata kita. Bahkan seorang guru agama menyarankan agar diusahakan dengan sekuat tenaga menangis. Karena begitu baiknya untuk kesehatan mata tadi. Lho koq guru agama? Ia sering shalat dimalam hari kufikir. Ia beranggapan dan memang itu benar, bahwa dengan menangis akan memperbaiki raut wajah kita. Raut wajah akan semakin cerah, tentu dengan kadar yang pas. Bila Anda nangis sejadi-jadinya kufikir mata Anda akan membengkak dan sepertinya tangisan tersebut malah merusak raut wajah Anda.
Apa yang akan Anda lakukan bila melihat orang menangis? Anda akan turut menangis tanda Anda turut berempati pada tangisan orang tersebut? Atau Anda akan tegar dan berusaha menghibur mencari cara agar tangisannya terhenti? Atau malah mungkin Anda senang membuat orang lain mengeluarkan air mata, menangis dengan berbagai sebab yang telah kutuliskan diatas tadi?
Aku pernah mendapati seseorang yang berceritera bahwa sang ayah tak pernah menangis, begitu kerasnya perangai sang ayah. Walau sang istri menangis dengan sedihnya, aku memilih bagian ini.
Anda ingin membuat orang lain menangis? Pilihlah sebab-sebab yang telah kutulis diatas tadi. Atau mungkin Anda memiliki kosakata lain yang dapat membuat orang lain menangis, mengeluarkan air mata.
Kufikir ketika seseorang menangis, ia telah tersentuh hati nuraninya yang terdalam, hati nurani yang selama ini begitu kerasnya dalam hampir segala hal tersentuh oleh hal yang sepertinya baru tersadarkan suatu saat, yang membuatnya menangis saat itu juga.
Kadang kita dibuat bingung oleh seseorang yang tiba-tiba diketahui menangis. Apakah sebab tangisannya? Kebahagiaankah atau kesedihankah? Sepertinya hanya yang bersangkutan saja yang dapat menjawabnya dengan tepat. Atau mungkin dapat saja ia menyembunyikan sebab musababnya pada Anda walau telah ia katakan dengan mulutnya.
Proses tangisan juga sepertinya ada. Ada tahapan-tahapan dalam proses keluarnya air mata. Dimulai dengan suatu rangsangan yang ada disekitarnya, dikuti dengan proses aktifnya daya dengar, daya lihat, masuk kedalam benak fikir, masuk kedalam rasa didalam dada, kembali ke otak kemudian mengalir kesyaraf mata yang akhirnya mengeluarkan air mata. Segala proses tadi sepertinya berjalan beriringan dalam suatu sistem koordinasi tubuh manusia. Maha Suci Tuhan.
Tuhan yang membuat manusia tertawa dan menangis.

2 komentar:

etikush mengatakan...

klo ada orang yang sakit mata, kemungkinan karena jarang nangis ataw terlalu sering nangis?

got mengatakan...

yang pasti matanya kemasukan debu